IP

Test Footer

PUPUK SAWIT DARI GRESIK MEMANG OKE.

PUPUK SAWIT DARI GRESIK MEMANG OKE..

PUPUK SAWIT DARI GRESIK MEMANG OKE. HARGA TERJANGKAU

MANTAP BRO

PUPUK SAWIT INDONESIA.

Selasa, 02 September 2014

NPK RAJA SAWIT






NPK POSNKHA








PUPUK DAN ZA












Senin, 13 Januari 2014

BIBIT SAWIT MARIHAD




Senin, 06 Januari 2014

PHOSPHATE ALAM


NPK GRANULAR PALING SIP PUPUK NYA DIBANDINGKAN PUPUK LAIN


Minggu, 06 Oktober 2013

PROSES LAND CLEARING

 1. Sistem Pembukaan Lahan
1 Manual
  • terutama tenaga manusia, alat-alat sederhana, pemakaian   tenaga sangat banyak
    2 Mekanis
  • Menggunakan alat-alat pertanian seperti traktor, buldozer. Cara ini digunakan pada areal yang rata (kemiringan 0-8%). Pekerjaan dapat dilakukan lebih cepat. Satuan penggunaan alat berat dalam JKT (jam kerja traktor)
   3  Chemis
  • Peracunan pohon atau penyemprotan dengan bahan kimia tertentu (untuk lalang). Pada daerah curah hujan tinggi kurang efektif. Dibutuhkan air untuk pelarut herbisida.
Pilihan : tergantung pada keadaan lapangan, ketersediaan tenaga kerja, dana, alat-alat serta jadwal waktu penanaman yang ditargetkan. Dalam pelaksanaannya dapat menggunakan cara kombinasi.
Larangan : Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1995 tidak membenarkan melakukan pembakaran untuk tujuan pembukaan lahan
2. Tahap Pekerjaan
    a. Membabat / Imas
  • Memotong anak kayu yang berdiameter < 10 cm
  • Menggunakan parang dan kampak
  • Pemotongan anak kayu harus putus dan diusahakan serendah mungkin atau dekat dengan tanah
  • Tujuan untuk memudahkan penumbangan pohon dan pelaksanaan perun mekanis Areal semak belukar tidak perlu diimas, langsung dilakukan perun mekanis
    b. Menumbang
  • Menumbang pohon yang berdiameter > 10 cm secara teratur
  • Tinggi penebangan/sisa tunggul dari permukaan tanah :
Diameter
Ditebang dari permukaan tanah maks.
> 10 – 15 cm
15 cm (serapat mungkin dengan tanah)
16 – 30 cm
25 cm
31 – 75 cm
50 cm
76 – 150 cm
100 cm
> 150 cm
Ditebang pada batas antara akar penguat dengan batang utama
Ketentuan lain yang perlu diperhatikan dalam penumbangan :
  • Hasil tumbangan tidak dibenarkan melintang di atas alur air dan jalan
  • Harus dilakukan secara tuntas sehingga tidak ada pohon yang setengah tumbang maupun pohon yang ditumbuhi oleh tanaman menjalar
  • Pohon yang masih tegak tetapi sudah mati tidak perlu ditumbang sampai pada waktu dilakukan perumpukan (perun mekanis)
  • Penumbangan di lahan gambut dilakukan setelah minimum 6 bulan selesai pembuatan outlet dan main drain serta telah terjadi penurunan permukaan tanah.
    c. Merencek
  • Memotong batang, cabang dan ranting
  • Pedoman panjang potongan kayu :
Diameter (cm)
Panjang Potongan (m)
10 – 30
1,5 – 3
30 – 75
2 – 4
> 75
4 – 5
    d. Merumpuk
  • Mengumpulkan batang dan cabang-cabang yang telah dipotong menjadi barisan yang teratur
  • Potongan cabang-cabang disusun di atas potongan batang yang besar
  • Jarak antar rumpukan 50 – 100 m.
Mekanismenya
  • Pancang jalur rumpukan dipasang di jalur rencana rumpukan batang dan berada di gawangan mati
  • Tinggi pancang 4 m dan harus dipasang bendera putih supaya mudah dilihat oleh operator alat berat. Setiap jarak ± 50 m diberikan pancang pembantu sehingga terdapat 6 – 8 pancang pembantu dalam jaluran
  • Pada jarak 150 m (inti) atau 200 (plasma/KKPA) dibuat tanda tidak boleh dirumpuk karena akan digunakan sebagai jalan kontrol dengan lebar ± 4 m.
  • Posisi alat berat berada di gawangan hidup, kegiatan pengumpulan atau perumpukan kayu diatur dalam gawangan mati sejauh ± 2,5 m dari radius pohon sawit dan harus diletakkan rata di permukaan tanah
  • Top soil diusahakan seminimal mungkin terkikis oleh pisau buldozer, posisi pisau diatur ± 10 cm di atas permukaan tanah dan/atau pisau dipasang gigi.
    e. Membersihkan areal
  • Membersihkan sisa-sisa potongan untuk dikumpulkan di  jalur rumpukan secara sistem mekanis, Perun dengan menggunakan buldozer dan/atau excavator merupakan kegiatan merumpuk kayu hasil imasan dan tumbangan pada gawangan mati sejajar baris tanaman dengan arah Timur – Barat
    f.  Perun mekanis
  • Perun dengan menggunakan buldozer dan/atau excavator merupakan kegiatan merumpuk kayu hasil imasan dan tumbangan pada gawangan mati sejajar baris tanaman dengan arah Timur – Barat
  • Jenis alat berat untuk perun mekanis :
Jenis Alat
Vegetasi
Topografi
Posisi Rumpuk
Kerapatan kayu
Buldozer
Hutan sekunder, semak belukar
Gelombang, darat, datar
4 : 1
Sedang – rendah
Buldozer
Hutan primer
Datar, gelombang
2 : 1
Tinggi – sedang
Buldozer & Excavator
Hutan primer, sekunder, semak belukar
Bukit, gelombang
Antar teras
Tinggi – rendah
Excavator
Hutan primer, sekunder, semak belukar
Rendahan, gambut
2 : 1
Tinggi – rendah
Pancang jalur rumpukan
  • Pancang jalur rumpukan dipasang di jalur rencana rumpukan batang dan berada di gawangan mati
  • Tinggi pancang 4 m dan harus dipasang bendera putih supaya mudah dilihat oleh operator alat berat. Setiap jarak ± 50 m diberikan pancang pembantu sehingga terdapat 6 – 8 pancang pembantu dalam jaluran
  • Pada jarak 150 m (inti) atau 200 (plasma/KKPA) dibuat tanda tidak boleh dirumpuk karena akan digunakan sebagai jalan kontrol dengan lebar ± 4 m.
Pelaksanaan perun mekanis
  • Posisi alat berat berada di gawangan hidup, kegiatan pengumpulan atau perumpukan kayu diatur dalam gawangan mati sejauh ± 2,5 m dari radius pohon sawit dan harus diletakkan rata di permukaan tanah
  • Top soil diusahakan seminimal mungkin terkikis oleh pisau buldozer, posisi pisau diatur ± 10 cm di atas permukaan tanah dan/atau pisau dipasang gigi.
    g. Cincang Jalur
Kegiatan yang dilakukan pada areal datar
  • Membebaskan jalur tanam dan titik tanam dari kayu dengan memotong kayu yang masih melintang pada jalur tanam dan disusun di jalur rumpukan
  • Membuat jalur rintis tengah untuk jalan kontrol selebar 4 m arah utara selatan harus bebas dari kayu
  • Menentukan jumlah rumpukan jalur ditetapkan :
  • Pada areal dengan vegetasi padat penentuan ratio rumpukan 1:2
  • Pada areal dengan vegetasi sedang sampai ringan ratio rumpukan 1:4
  • Lebar rumpukan ± 3 m dengan ketinggian maksimal 2 m
Kegiatan yang dilakukan pada areal berbukit
  • Penempatan rumpukan dilakukan mengikuti areal kontur dan kayu-kayu yang melintang pada jalur kontur tanaman harus dipotong dan disusun di jalur rumpukan
  • Untuk areal rendahan, penentuan rumpukan diserahkan kepada kebijakan manajemen
3.  Perhitungan Waktu
Waktu untuk pembukaan lahan 3.000 – 5.000 ha :
  • Survey/mengukur areal                        : ± 1 bulan
  • Babat/imas                                         : 2 – 3 bulan
  • Menumbang                                        : 2 – 3 bulan
  • Merencek dan merumpuk                    : 1 – 2 bulan
  • Membersihkan areal                            : 2 – 3 bulan
  • Pemberantasan lalang                         : 2 – 3 bulan
  • Jalan + saluran air                               : 2 – 3 bulan
  • Penanaman kacangan                         : 1 – 2 bulan
  • Memancang                                        : 2 bulan
  • Teras, benteng                                    : 2 – 3 bulan
  • Melubang                                            : ± 2 bulan
  • Menanam                                           : ± 2 bulan
Perencanaan dibuat dalam suatu barchart. Pembukaan lahan dilakukan saat musim kering dan penanaman kelapa sawit jatuh pada bulan basah/musim hujan. Perlu diingat bahwa tidak harus selalu menunggu suatu pekerjaan selesai dulu/dapat saling tumpang tindih.
4.  Perhitungan Kebutuhan Traktor
Kapasitas traktor dengan beberapa implement
Jenis Pekerjaan
Implement
Lebar Potongan (m)
Kecepatan (km/jam)
Efisiensi (%)
Kapasitas (ha)
JKT/ha
Membabat
JD 307
1,8
4,0
70
0,50
2,00
Membajak I
JD SA 234, 4 Plow 28 inch
1,0
5,0
70
0,35
2,86
Membajak II
JD SA 234, 4 Plow 28 inch
1,0
5,0
80
0,40
2,50
Menggaru I
JD Integral disc harrow 9,5 inch
2,8
5,0
80
1,12
2,89
Menggaru II
JD Integral disc harrow 9,5 inch
2,8
5,0
80
1,12
0,8
Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004)
Kebutuhan traktor berdasarkan kapasitas tersebut diatas perlu dihitung sesuai dengan luas areal yang akan dibuka dan jumlah waktu yang tersedia
5. Pedoman Pelaksanaan
Hutan Primer
  • Cara yang digunakan : Manual atau mekanis
  • Kebutuhan alat dan tenaga untuk pembukaan hutan primer :
Uraian
Manual
Mekanis
Alat
Keb. HK (HK/ha)
Alat
Keb. HK / JKT
Babat/Imas
Parang panjang
20-25
Parang
20-25 HK
Menumbang
Gergaji rantai, kampak
30-60
Buldozer
10-14 JKT
Merencek
Parang + kampak, gergaji
40-50
Gergaji rantai
40-50
Merumpuk
-
10-15
Buldozer
7-9 JKT
Membersihkan jalur
Cangkul
20
Buldozer
8 JKT
Jumlah
120-160 HK
(60-75 HK) + (25-32 JKT)
  • HK                       : Hari Kerja
  • JKT                      : Jam Kerja Traktor
Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004)
   Hutan Sekunder
  • Cara yang digunakan : manual atau mekanis
  • Kebutuhan alat dan tenaga untuk pembukaan hutan sekunder :
Uraian
Manual
Mekanis
Alat
Keb. HK (HK/ha)
Alat
Keb. HK / JKT
Babat/Imas
Parang
15-20
Parang
15-20 HK
Menumbang
Gergaji rantai
25-35
Buldozer
8-12 JKT
Merencek
Parang + gergaji
20-30
Gergaji rantai
20-30
Merumpuk
-
10-12
Buldozer
4-6 JKT
Membersihkan areal
Cangkul
15-20
Buldozer
6 JKT
Jumlah
85 – 117 HK
(35-55 HK) + (18-24 JKT)
Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004)
Semak Belukar
  • Cara yang digunakan : manual atau mekanis
  • Kebutuhan alat dan tenaga untuk pembukaan semak belukar :
Uraian
Manual
Mekanis
Alat
Keb. HK (HK/ha)
Alat
Keb. HK / JKT
Babat/Imas
Parang
20-25
Parang
15-20 HK
Merencek
Parang + gergaji
15-20
Parang
15-20 HK
Merumpuk
-
10-15
Membersihkan jalur/areal
Cangkul
20
Buldozer
4-6 JKT
Jumlah
65-80 HK
(30-40 HK) + (4-6 JKT)
Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Untuk Mengetahui Info Pupuk dan Dolomite berbagai macam kadar Di Sini Silahkan Kontak Kami ,Kami Siap Melayani Saudara . email kami: atyonjf4302@yahoo.co.id atau Hub. Langsung via Hp +6285274218459