Selasa, 02 September 2014
Senin, 13 Januari 2014
Senin, 06 Januari 2014
Minggu, 06 Oktober 2013
PROSES LAND CLEARING
1. Sistem Pembukaan Lahan
1 Manual
- terutama tenaga manusia, alat-alat sederhana, pemakaian tenaga sangat banyak
2 Mekanis
- Menggunakan alat-alat pertanian seperti traktor, buldozer. Cara ini digunakan pada areal yang rata (kemiringan 0-8%). Pekerjaan dapat dilakukan lebih cepat. Satuan penggunaan alat berat dalam JKT (jam kerja traktor)
3 Chemis
- Peracunan pohon atau penyemprotan dengan bahan kimia tertentu (untuk lalang). Pada daerah curah hujan tinggi kurang efektif. Dibutuhkan air untuk pelarut herbisida.
Pilihan : tergantung pada keadaan lapangan, ketersediaan tenaga kerja, dana, alat-alat serta jadwal waktu penanaman yang ditargetkan. Dalam pelaksanaannya dapat menggunakan cara kombinasi.
Larangan : Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1995 tidak membenarkan melakukan pembakaran untuk tujuan pembukaan lahan
2. Tahap Pekerjaan
a. Membabat / Imas
- Memotong anak kayu yang berdiameter < 10 cm
- Menggunakan parang dan kampak
- Pemotongan anak kayu harus putus dan diusahakan serendah mungkin atau dekat dengan tanah
- Tujuan untuk memudahkan penumbangan pohon dan pelaksanaan perun mekanis Areal semak belukar tidak perlu diimas, langsung dilakukan perun mekanis
b. Menumbang
- Menumbang pohon yang berdiameter > 10 cm secara teratur
- Tinggi penebangan/sisa tunggul dari permukaan tanah :
Diameter
|
Ditebang dari permukaan tanah maks.
|
> 10 – 15 cm
|
15 cm (serapat mungkin dengan tanah)
|
16 – 30 cm
|
25 cm
|
31 – 75 cm
|
50 cm
|
76 – 150 cm
|
100 cm
|
> 150 cm
|
Ditebang pada batas antara akar penguat dengan batang utama
|
Ketentuan lain yang perlu diperhatikan dalam penumbangan :
- Hasil tumbangan tidak dibenarkan melintang di atas alur air dan jalan
- Harus dilakukan secara tuntas sehingga tidak ada pohon yang setengah tumbang maupun pohon yang ditumbuhi oleh tanaman menjalar
- Pohon yang masih tegak tetapi sudah mati tidak perlu ditumbang sampai pada waktu dilakukan perumpukan (perun mekanis)
- Penumbangan di lahan gambut dilakukan setelah minimum 6 bulan selesai pembuatan outlet dan main drain serta telah terjadi penurunan permukaan tanah.
c. Merencek
- Memotong batang, cabang dan ranting
- Pedoman panjang potongan kayu :
Diameter (cm)
|
Panjang Potongan (m)
|
10 – 30
|
1,5 – 3
|
30 – 75
|
2 – 4
|
> 75
|
4 – 5
|
d. Merumpuk
- Mengumpulkan batang dan cabang-cabang yang telah dipotong menjadi barisan yang teratur
- Potongan cabang-cabang disusun di atas potongan batang yang besar
- Jarak antar rumpukan 50 – 100 m.
Mekanismenya
- Pancang jalur rumpukan dipasang di jalur rencana rumpukan batang dan berada di gawangan mati
- Tinggi pancang 4 m dan harus dipasang bendera putih supaya mudah dilihat oleh operator alat berat. Setiap jarak ± 50 m diberikan pancang pembantu sehingga terdapat 6 – 8 pancang pembantu dalam jaluran
- Pada jarak 150 m (inti) atau 200 (plasma/KKPA) dibuat tanda tidak boleh dirumpuk karena akan digunakan sebagai jalan kontrol dengan lebar ± 4 m.
- Posisi alat berat berada di gawangan hidup, kegiatan pengumpulan atau perumpukan kayu diatur dalam gawangan mati sejauh ± 2,5 m dari radius pohon sawit dan harus diletakkan rata di permukaan tanah
- Top soil diusahakan seminimal mungkin terkikis oleh pisau buldozer, posisi pisau diatur ± 10 cm di atas permukaan tanah dan/atau pisau dipasang gigi.
e. Membersihkan areal
- Membersihkan sisa-sisa potongan untuk dikumpulkan di jalur rumpukan secara sistem mekanis, Perun dengan menggunakan buldozer dan/atau excavator merupakan kegiatan merumpuk kayu hasil imasan dan tumbangan pada gawangan mati sejajar baris tanaman dengan arah Timur – Barat
f. Perun mekanis
- Perun dengan menggunakan buldozer dan/atau excavator merupakan kegiatan merumpuk kayu hasil imasan dan tumbangan pada gawangan mati sejajar baris tanaman dengan arah Timur – Barat
- Jenis alat berat untuk perun mekanis :
Jenis Alat
|
Vegetasi
|
Topografi
|
Posisi Rumpuk
|
Kerapatan kayu
|
Buldozer
|
Hutan sekunder, semak belukar
|
Gelombang, darat, datar
|
4 : 1
|
Sedang – rendah
|
Buldozer
|
Hutan primer
|
Datar, gelombang
|
2 : 1
|
Tinggi – sedang
|
Buldozer & Excavator
|
Hutan primer, sekunder, semak belukar
|
Bukit, gelombang
|
Antar teras
|
Tinggi – rendah
|
Excavator
|
Hutan primer, sekunder, semak belukar
|
Rendahan, gambut
|
2 : 1
|
Tinggi – rendah
|
Pancang jalur rumpukan
- Pancang jalur rumpukan dipasang di jalur rencana rumpukan batang dan berada di gawangan mati
- Tinggi pancang 4 m dan harus dipasang bendera putih supaya mudah dilihat oleh operator alat berat. Setiap jarak ± 50 m diberikan pancang pembantu sehingga terdapat 6 – 8 pancang pembantu dalam jaluran
- Pada jarak 150 m (inti) atau 200 (plasma/KKPA) dibuat tanda tidak boleh dirumpuk karena akan digunakan sebagai jalan kontrol dengan lebar ± 4 m.
Pelaksanaan perun mekanis
- Posisi alat berat berada di gawangan hidup, kegiatan pengumpulan atau perumpukan kayu diatur dalam gawangan mati sejauh ± 2,5 m dari radius pohon sawit dan harus diletakkan rata di permukaan tanah
- Top soil diusahakan seminimal mungkin terkikis oleh pisau buldozer, posisi pisau diatur ± 10 cm di atas permukaan tanah dan/atau pisau dipasang gigi.
g. Cincang Jalur
Kegiatan yang dilakukan pada areal datar
- Membebaskan jalur tanam dan titik tanam dari kayu dengan memotong kayu yang masih melintang pada jalur tanam dan disusun di jalur rumpukan
- Membuat jalur rintis tengah untuk jalan kontrol selebar 4 m arah utara selatan harus bebas dari kayu
- Menentukan jumlah rumpukan jalur ditetapkan :
- Pada areal dengan vegetasi padat penentuan ratio rumpukan 1:2
- Pada areal dengan vegetasi sedang sampai ringan ratio rumpukan 1:4
- Lebar rumpukan ± 3 m dengan ketinggian maksimal 2 m
Kegiatan yang dilakukan pada areal berbukit
- Penempatan rumpukan dilakukan mengikuti areal kontur dan kayu-kayu yang melintang pada jalur kontur tanaman harus dipotong dan disusun di jalur rumpukan
- Untuk areal rendahan, penentuan rumpukan diserahkan kepada kebijakan manajemen
3. Perhitungan Waktu
Waktu untuk pembukaan lahan 3.000 – 5.000 ha :
- Survey/mengukur areal : ± 1 bulan
- Babat/imas : 2 – 3 bulan
- Menumbang : 2 – 3 bulan
- Merencek dan merumpuk : 1 – 2 bulan
- Membersihkan areal : 2 – 3 bulan
- Pemberantasan lalang : 2 – 3 bulan
- Jalan + saluran air : 2 – 3 bulan
- Penanaman kacangan : 1 – 2 bulan
- Memancang : 2 bulan
- Teras, benteng : 2 – 3 bulan
- Melubang : ± 2 bulan
- Menanam : ± 2 bulan
Perencanaan dibuat dalam suatu barchart. Pembukaan lahan dilakukan saat musim kering dan penanaman kelapa sawit jatuh pada bulan basah/musim hujan. Perlu diingat bahwa tidak harus selalu menunggu suatu pekerjaan selesai dulu/dapat saling tumpang tindih.
4. Perhitungan Kebutuhan Traktor
Kapasitas traktor dengan beberapa implement
Jenis Pekerjaan
|
Implement
|
Lebar Potongan (m)
|
Kecepatan (km/jam)
|
Efisiensi (%)
|
Kapasitas (ha)
|
JKT/ha
|
Membabat
|
JD 307
|
1,8
|
4,0
|
70
|
0,50
|
2,00
|
Membajak I
|
JD SA 234, 4 Plow 28 inch
|
1,0
|
5,0
|
70
|
0,35
|
2,86
|
Membajak II
|
JD SA 234, 4 Plow 28 inch
|
1,0
|
5,0
|
80
|
0,40
|
2,50
|
Menggaru I
|
JD Integral disc harrow 9,5 inch
|
2,8
|
5,0
|
80
|
1,12
|
2,89
|
Menggaru II
|
JD Integral disc harrow 9,5 inch
|
2,8
|
5,0
|
80
|
1,12
|
0,8
|
Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004)
Kebutuhan traktor berdasarkan kapasitas tersebut diatas perlu dihitung sesuai dengan luas areal yang akan dibuka dan jumlah waktu yang tersedia
5. Pedoman Pelaksanaan
Hutan Primer
- Cara yang digunakan : Manual atau mekanis
- Kebutuhan alat dan tenaga untuk pembukaan hutan primer :
Uraian
|
Manual
|
Mekanis
| ||
Alat
|
Keb. HK (HK/ha)
|
Alat
|
Keb. HK / JKT
| |
Babat/Imas
|
Parang panjang
|
20-25
|
Parang
|
20-25 HK
|
Menumbang
|
Gergaji rantai, kampak
|
30-60
|
Buldozer
|
10-14 JKT
|
Merencek
|
Parang + kampak, gergaji
|
40-50
|
Gergaji rantai
|
40-50
|
Merumpuk
|
-
|
10-15
|
Buldozer
|
7-9 JKT
|
Membersihkan jalur
|
Cangkul
|
20
|
Buldozer
|
8 JKT
|
Jumlah
|
120-160 HK
|
(60-75 HK) + (25-32 JKT)
|
- HK : Hari Kerja
- JKT : Jam Kerja Traktor
Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004)
Hutan Sekunder
- Cara yang digunakan : manual atau mekanis
- Kebutuhan alat dan tenaga untuk pembukaan hutan sekunder :
Uraian
|
Manual
|
Mekanis
| ||
Alat
|
Keb. HK (HK/ha)
|
Alat
|
Keb. HK / JKT
| |
Babat/Imas
|
Parang
|
15-20
|
Parang
|
15-20 HK
|
Menumbang
|
Gergaji rantai
|
25-35
|
Buldozer
|
8-12 JKT
|
Merencek
|
Parang + gergaji
|
20-30
|
Gergaji rantai
|
20-30
|
Merumpuk
|
-
|
10-12
|
Buldozer
|
4-6 JKT
|
Membersihkan areal
|
Cangkul
|
15-20
|
Buldozer
|
6 JKT
|
Jumlah
|
85 – 117 HK
|
(35-55 HK) + (18-24 JKT)
|
Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004)
Semak Belukar
- Cara yang digunakan : manual atau mekanis
- Kebutuhan alat dan tenaga untuk pembukaan semak belukar :
Uraian
|
Manual
|
Mekanis
| ||
Alat
|
Keb. HK (HK/ha)
|
Alat
|
Keb. HK / JKT
| |
Babat/Imas
|
Parang
|
20-25
|
Parang
|
15-20 HK
|
Merencek
|
Parang + gergaji
|
15-20
|
Parang
|
15-20 HK
|
Merumpuk
|
-
|
10-15
| ||
Membersihkan jalur/areal
|
Cangkul
|
20
|
Buldozer
|
4-6 JKT
|
Jumlah
|
65-80 HK
|
(30-40 HK) + (4-6 JKT)
|
Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004)