IP

Test Footer

Minggu, 06 Oktober 2013

PROSES LAND CLEARING

 1. Sistem Pembukaan Lahan
1 Manual
  • terutama tenaga manusia, alat-alat sederhana, pemakaian   tenaga sangat banyak
    2 Mekanis
  • Menggunakan alat-alat pertanian seperti traktor, buldozer. Cara ini digunakan pada areal yang rata (kemiringan 0-8%). Pekerjaan dapat dilakukan lebih cepat. Satuan penggunaan alat berat dalam JKT (jam kerja traktor)
   3  Chemis
  • Peracunan pohon atau penyemprotan dengan bahan kimia tertentu (untuk lalang). Pada daerah curah hujan tinggi kurang efektif. Dibutuhkan air untuk pelarut herbisida.
Pilihan : tergantung pada keadaan lapangan, ketersediaan tenaga kerja, dana, alat-alat serta jadwal waktu penanaman yang ditargetkan. Dalam pelaksanaannya dapat menggunakan cara kombinasi.
Larangan : Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1995 tidak membenarkan melakukan pembakaran untuk tujuan pembukaan lahan
2. Tahap Pekerjaan
    a. Membabat / Imas
  • Memotong anak kayu yang berdiameter < 10 cm
  • Menggunakan parang dan kampak
  • Pemotongan anak kayu harus putus dan diusahakan serendah mungkin atau dekat dengan tanah
  • Tujuan untuk memudahkan penumbangan pohon dan pelaksanaan perun mekanis Areal semak belukar tidak perlu diimas, langsung dilakukan perun mekanis
    b. Menumbang
  • Menumbang pohon yang berdiameter > 10 cm secara teratur
  • Tinggi penebangan/sisa tunggul dari permukaan tanah :
Diameter
Ditebang dari permukaan tanah maks.
> 10 – 15 cm
15 cm (serapat mungkin dengan tanah)
16 – 30 cm
25 cm
31 – 75 cm
50 cm
76 – 150 cm
100 cm
> 150 cm
Ditebang pada batas antara akar penguat dengan batang utama
Ketentuan lain yang perlu diperhatikan dalam penumbangan :
  • Hasil tumbangan tidak dibenarkan melintang di atas alur air dan jalan
  • Harus dilakukan secara tuntas sehingga tidak ada pohon yang setengah tumbang maupun pohon yang ditumbuhi oleh tanaman menjalar
  • Pohon yang masih tegak tetapi sudah mati tidak perlu ditumbang sampai pada waktu dilakukan perumpukan (perun mekanis)
  • Penumbangan di lahan gambut dilakukan setelah minimum 6 bulan selesai pembuatan outlet dan main drain serta telah terjadi penurunan permukaan tanah.
    c. Merencek
  • Memotong batang, cabang dan ranting
  • Pedoman panjang potongan kayu :
Diameter (cm)
Panjang Potongan (m)
10 – 30
1,5 – 3
30 – 75
2 – 4
> 75
4 – 5
    d. Merumpuk
  • Mengumpulkan batang dan cabang-cabang yang telah dipotong menjadi barisan yang teratur
  • Potongan cabang-cabang disusun di atas potongan batang yang besar
  • Jarak antar rumpukan 50 – 100 m.
Mekanismenya
  • Pancang jalur rumpukan dipasang di jalur rencana rumpukan batang dan berada di gawangan mati
  • Tinggi pancang 4 m dan harus dipasang bendera putih supaya mudah dilihat oleh operator alat berat. Setiap jarak ± 50 m diberikan pancang pembantu sehingga terdapat 6 – 8 pancang pembantu dalam jaluran
  • Pada jarak 150 m (inti) atau 200 (plasma/KKPA) dibuat tanda tidak boleh dirumpuk karena akan digunakan sebagai jalan kontrol dengan lebar ± 4 m.
  • Posisi alat berat berada di gawangan hidup, kegiatan pengumpulan atau perumpukan kayu diatur dalam gawangan mati sejauh ± 2,5 m dari radius pohon sawit dan harus diletakkan rata di permukaan tanah
  • Top soil diusahakan seminimal mungkin terkikis oleh pisau buldozer, posisi pisau diatur ± 10 cm di atas permukaan tanah dan/atau pisau dipasang gigi.
    e. Membersihkan areal
  • Membersihkan sisa-sisa potongan untuk dikumpulkan di  jalur rumpukan secara sistem mekanis, Perun dengan menggunakan buldozer dan/atau excavator merupakan kegiatan merumpuk kayu hasil imasan dan tumbangan pada gawangan mati sejajar baris tanaman dengan arah Timur – Barat
    f.  Perun mekanis
  • Perun dengan menggunakan buldozer dan/atau excavator merupakan kegiatan merumpuk kayu hasil imasan dan tumbangan pada gawangan mati sejajar baris tanaman dengan arah Timur – Barat
  • Jenis alat berat untuk perun mekanis :
Jenis Alat
Vegetasi
Topografi
Posisi Rumpuk
Kerapatan kayu
Buldozer
Hutan sekunder, semak belukar
Gelombang, darat, datar
4 : 1
Sedang – rendah
Buldozer
Hutan primer
Datar, gelombang
2 : 1
Tinggi – sedang
Buldozer & Excavator
Hutan primer, sekunder, semak belukar
Bukit, gelombang
Antar teras
Tinggi – rendah
Excavator
Hutan primer, sekunder, semak belukar
Rendahan, gambut
2 : 1
Tinggi – rendah
Pancang jalur rumpukan
  • Pancang jalur rumpukan dipasang di jalur rencana rumpukan batang dan berada di gawangan mati
  • Tinggi pancang 4 m dan harus dipasang bendera putih supaya mudah dilihat oleh operator alat berat. Setiap jarak ± 50 m diberikan pancang pembantu sehingga terdapat 6 – 8 pancang pembantu dalam jaluran
  • Pada jarak 150 m (inti) atau 200 (plasma/KKPA) dibuat tanda tidak boleh dirumpuk karena akan digunakan sebagai jalan kontrol dengan lebar ± 4 m.
Pelaksanaan perun mekanis
  • Posisi alat berat berada di gawangan hidup, kegiatan pengumpulan atau perumpukan kayu diatur dalam gawangan mati sejauh ± 2,5 m dari radius pohon sawit dan harus diletakkan rata di permukaan tanah
  • Top soil diusahakan seminimal mungkin terkikis oleh pisau buldozer, posisi pisau diatur ± 10 cm di atas permukaan tanah dan/atau pisau dipasang gigi.
    g. Cincang Jalur
Kegiatan yang dilakukan pada areal datar
  • Membebaskan jalur tanam dan titik tanam dari kayu dengan memotong kayu yang masih melintang pada jalur tanam dan disusun di jalur rumpukan
  • Membuat jalur rintis tengah untuk jalan kontrol selebar 4 m arah utara selatan harus bebas dari kayu
  • Menentukan jumlah rumpukan jalur ditetapkan :
  • Pada areal dengan vegetasi padat penentuan ratio rumpukan 1:2
  • Pada areal dengan vegetasi sedang sampai ringan ratio rumpukan 1:4
  • Lebar rumpukan ± 3 m dengan ketinggian maksimal 2 m
Kegiatan yang dilakukan pada areal berbukit
  • Penempatan rumpukan dilakukan mengikuti areal kontur dan kayu-kayu yang melintang pada jalur kontur tanaman harus dipotong dan disusun di jalur rumpukan
  • Untuk areal rendahan, penentuan rumpukan diserahkan kepada kebijakan manajemen
3.  Perhitungan Waktu
Waktu untuk pembukaan lahan 3.000 – 5.000 ha :
  • Survey/mengukur areal                        : ± 1 bulan
  • Babat/imas                                         : 2 – 3 bulan
  • Menumbang                                        : 2 – 3 bulan
  • Merencek dan merumpuk                    : 1 – 2 bulan
  • Membersihkan areal                            : 2 – 3 bulan
  • Pemberantasan lalang                         : 2 – 3 bulan
  • Jalan + saluran air                               : 2 – 3 bulan
  • Penanaman kacangan                         : 1 – 2 bulan
  • Memancang                                        : 2 bulan
  • Teras, benteng                                    : 2 – 3 bulan
  • Melubang                                            : ± 2 bulan
  • Menanam                                           : ± 2 bulan
Perencanaan dibuat dalam suatu barchart. Pembukaan lahan dilakukan saat musim kering dan penanaman kelapa sawit jatuh pada bulan basah/musim hujan. Perlu diingat bahwa tidak harus selalu menunggu suatu pekerjaan selesai dulu/dapat saling tumpang tindih.
4.  Perhitungan Kebutuhan Traktor
Kapasitas traktor dengan beberapa implement
Jenis Pekerjaan
Implement
Lebar Potongan (m)
Kecepatan (km/jam)
Efisiensi (%)
Kapasitas (ha)
JKT/ha
Membabat
JD 307
1,8
4,0
70
0,50
2,00
Membajak I
JD SA 234, 4 Plow 28 inch
1,0
5,0
70
0,35
2,86
Membajak II
JD SA 234, 4 Plow 28 inch
1,0
5,0
80
0,40
2,50
Menggaru I
JD Integral disc harrow 9,5 inch
2,8
5,0
80
1,12
2,89
Menggaru II
JD Integral disc harrow 9,5 inch
2,8
5,0
80
1,12
0,8
Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004)
Kebutuhan traktor berdasarkan kapasitas tersebut diatas perlu dihitung sesuai dengan luas areal yang akan dibuka dan jumlah waktu yang tersedia
5. Pedoman Pelaksanaan
Hutan Primer
  • Cara yang digunakan : Manual atau mekanis
  • Kebutuhan alat dan tenaga untuk pembukaan hutan primer :
Uraian
Manual
Mekanis
Alat
Keb. HK (HK/ha)
Alat
Keb. HK / JKT
Babat/Imas
Parang panjang
20-25
Parang
20-25 HK
Menumbang
Gergaji rantai, kampak
30-60
Buldozer
10-14 JKT
Merencek
Parang + kampak, gergaji
40-50
Gergaji rantai
40-50
Merumpuk
-
10-15
Buldozer
7-9 JKT
Membersihkan jalur
Cangkul
20
Buldozer
8 JKT
Jumlah
120-160 HK
(60-75 HK) + (25-32 JKT)
  • HK                       : Hari Kerja
  • JKT                      : Jam Kerja Traktor
Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004)
   Hutan Sekunder
  • Cara yang digunakan : manual atau mekanis
  • Kebutuhan alat dan tenaga untuk pembukaan hutan sekunder :
Uraian
Manual
Mekanis
Alat
Keb. HK (HK/ha)
Alat
Keb. HK / JKT
Babat/Imas
Parang
15-20
Parang
15-20 HK
Menumbang
Gergaji rantai
25-35
Buldozer
8-12 JKT
Merencek
Parang + gergaji
20-30
Gergaji rantai
20-30
Merumpuk
-
10-12
Buldozer
4-6 JKT
Membersihkan areal
Cangkul
15-20
Buldozer
6 JKT
Jumlah
85 – 117 HK
(35-55 HK) + (18-24 JKT)
Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004)
Semak Belukar
  • Cara yang digunakan : manual atau mekanis
  • Kebutuhan alat dan tenaga untuk pembukaan semak belukar :
Uraian
Manual
Mekanis
Alat
Keb. HK (HK/ha)
Alat
Keb. HK / JKT
Babat/Imas
Parang
20-25
Parang
15-20 HK
Merencek
Parang + gergaji
15-20
Parang
15-20 HK
Merumpuk
-
10-15
Membersihkan jalur/areal
Cangkul
20
Buldozer
4-6 JKT
Jumlah
65-80 HK
(30-40 HK) + (4-6 JKT)
Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004)

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Untuk Mengetahui Info Pupuk dan Dolomite berbagai macam kadar Di Sini Silahkan Kontak Kami ,Kami Siap Melayani Saudara . email kami: atyonjf4302@yahoo.co.id atau Hub. Langsung via Hp +6285274218459